Wah! DBD di Bolmut Capai 37 Kasus

Personil Dinkes Bolmut Saat Melakukan Fogging di rumah-rumah warga. Saat ini tercatat 37 Kasus DBD di Bolmut
Personil Dinkes Bolmut Saat Melakukan Fogging di rumah-rumah warga.
BOLMUT – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) merelease data kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD. Dalam data tersebut, saat ini Dinkes Bolmut telah menangani 37 kasus.

37 kasus itu tersebar di 9 Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) di Bolmut.

Hal itu disampaikan oleh Kadis Kesehatan melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Winny Sowikromo.

“Data kasus keseluruhan hingga saat ini mencapai 37 kasus,” kata Winny, Jumat (26/01/2024).

Saat ini kata dia, ada 2 warga yang terkena kasus tersebut dan sementara dirawat.

“Update tambahan saat ini ada 6, dua orang sedang dirawat,” sebutnya.

Mantan Direktur RSUD Bolmut itu menerangkan, 37 kasus tersebut telah tertangani semua.

Berikut ini daftarnya sesuai PKM

  • PKM Buko 3 orang
  • PKM Bolangitang 8 orang
  • PKM Biontong 17 orang
  • PKM Bohabak 1 orang
  • PKM Mokoditek 1 orang
  • PKM Ollot 1 orang
  • PKM Tuntung 2 orang
  • PKM Boroko 3 orang
  • PKM Bintauna 1 orang

Atas hal itu, Dinkes Bolmut tak henti-hentinya melakukan langkah-langkah preventif untuk pencegahan terjadinya kasus DBD.

Beberapa langkah yang dilakukan Dinkes Bolmut diantaranya, dengan menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.

“Terutama saluran-saluran air, genangan air untuk dibersihkan. Karena hal itu dapat memicu perkembangan biakan nyamuk,” tutur Winny.

Dalam menindaklanjuti kasus yang ada, dikatakannya, Dinkes Bolmut menggunakan Rapid Diagnostic Test atau RDT DBD.

“Jadi panas/demam hari ketiga, sudah bisa diperiksa pakai RDT, sehingga cepat tertangani,” ujarnya.

Saat ini kasus DBD di Bolmut memang tengah meningkat. Dengan begitu lanjut dia, kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan, harus lebih ditingkatkan.

“Meski kami melakukan fogging, tapi kebersihan lingkungan itu yang paling utama, air yang tergenang disaluran. Setelah itu baru kita berikan abate atau obat pembunuh jentik nyamuk,” kata dia.

Dia menegaskan, untuk fogging sifatnya hanya sementara, demikian untuk kebersihan lingkungan adalah hal utama dalam proses pencegahan DBD.

“Pencegahan bukan fogging, melainkan kebersihan lingkungan, karena fogging sifatnya sementara. Kami melaksanakan fogging dengan menyasar titik-titik yang telah muncul kasus, dan wilayah yang pertumbuhan nyamuknya meningkat,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *