17 TAHUN BOLMUT BERPACU

17 Tahun Bolmut Berpacu
Karikatur Andri Andrianzah Mansyur (foto: dokumen identiknews)
Oleh: Andri Adriandzah Mansyur
Momen hari ulang tahun Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (HUT Bolmut) kali ini menjadi mengesankan karena usianya memasuki 17 tahun. Ibarat manusia, Bolmut menanjak usia dewasa yang menuntut kepastian cita-cita sambil terus belajar menjadi lebih matang. Momen penting ini harus bisa menjadi refleksi positif bagi kita semua untuk kembali melihat dengan pandangan yang jernih, sudah apa dan sejauhmana ide pembangunan dan cita-cita rakyat Bolmut dapat diwujudkan.

Hingga 17 tahun ini, sudah lima figur yang mendedikasikan diri sebagai nahkoda Bolmut. Dimulai dari HR. Makagansa, Hamdan Datunsolang, Depri Pontoh dan Suriyansyah Korompot. Hadirnya Penjabat Bupati Sirajudin Lasena semakin membuat gerakan pembangunan Bolmut berpacu dengan kepemimpinan yang genuine. Bolmut terus memasuki era emas dan menuntut kerja sama semua pihak agar dapat bergerak menuju daerah yang lebih maju.

Sepintas jika kita menengok kembali kebelakang, Bolmut yang kita kenal hari ini dahulu hanyalah wilayah tiga kecamatan yakni Kaidipang, Bolangitang dan Bintauna yang tak terpisahkan dengan induknya Bolaang Mongondow. Wilayah ini sering dielu-elukan sebagai eks swapraja Kaidipang Besar dan Bintauna. Posisinya berada cukup jauh dari ibu kota Bolaang Mongondow yang letaknya berada di Kotamobagu.

Saat itu, kondisi pelayanan publik yang dapat diakses langsung oleh masyarakat di tiga kecamatan ini sangat terbatas. Infrastruktur dan layanan pendidikan yang ada juga apa adanya. Selain Trans Sulawesi, kondisi jalannya sebagian besar masih memperihatinkan. Bila mengurus segala keperluan administrasi pemerintahan dan kependudukan, masyarakat mesti merogoh koceh yang lebih besar karena harus berangkat jauh ke Kotamobagu. Bukan sedikit juga masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan.

Kondisi ini memantik inspirasi untuk sebuah keperluan yang lebih baik agar dapat menjadi satu daerah baru bersamaan dengan kebijakan pemerintah pusat yang membuka keran otonomi daeah. Tetapi pasti, membuat daerah baru tidaklah mudah dan penuh tantangan. Namun, semua hal itu dapat diatasi karena ada kegigian. Gaung pemekaran daerah akhirnya menjelma menjadi mantra yang menyihir masyarakat untuk bangkit berbenah.

Spirit yang besar pun muncul untuk berjuang. Semuanya dimulai dari diskusi di kelompok-kelompok kecil, kemudian bertransformasi menjadi sebuah gerakan yang terus membicarakan tentang ide perubahan. Kumpulan kecil masyarakat itu pada akhirnya menjadi presidium pemekaran Kabupaten Binadow. Sebelum bernama Bolmut, seluruh masyarakat masih ingat, nama usulan pertama Bolmut adalah Binadow.

Pada saat itu, tantangan dan rintangan perjuangan menghantam silih berganti. Bahkan, banyak pernyataan pesimis akan keberhasilan memekarkan daerah ini. Oleh karena itu, prosesnya pun cukup memakan waktu. Ada sekitar 8 tahun dari pertemuan awal di Desa Bigo, Kecamatan Kaidipang pada 30 Desember 1999 dan 4 tahun jika dimulai dari deklarasi di Lapangan Inomasa pada tahun 2003. Alhasil, melalui pergulatan panjang yang begitu menguras otak dan keringat, kita semua menjadi yakin akan kerberhasilan menjadikan Bolmut sebagai daerah otonom baru.

Gerakan masyarakat yang menunjukan euforia menyambut daerah baru, aksi-aksi mahasiswa, hingga lobi-lobi politik adalah satu kesatuan yang telah mengantarkan keberhasilan pembentukan Bolmut. Daeah ini berupaya dibentuk untuk menjadi pintu masuk guna meraih kesejahteraan. Hasilnya pun bisa dinikmati sekarang. Bolmut berhasil mekar dan disahkan melalui Undang-undang Nomor 10/2007.

Setelah Bolmut mekar, mandat pemerintah pusat sudah resmi memberi kewenangan kepada kita untuk mengatur dan mengurus kepentingan daerah menurut prakarsa kita sendiri dengan dasar aspirasi masyarakat. Wilayah Bolmut pun menjadi banyak berubah sejalan dengan pembangunan yang dilaksanakan. Terlihat kemajuan infrastruktur serta menjadi dekatnya layanan publik. Namun, tentunya, banyak hal yang masih perlu dibenahi dan membutuhkan ide-ide cemerlang serta dibalut kerja keras dan kerja sama dari semua pihak.

Kerja-kerja bertema gotong-royong perlu menjadi takeline kita semua untuk bersama-sama mendorong pembangunan yang fokus pada perbaikan dan penataan berbagai sektor hingga mendesain berbagai program untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Segala sumber daya yang kita miliki adalah modal dasar untuk mewujudkan Bolmut yang lebih maju kedepan.

Dan semua itu tetaplah harus bernafaas pada ide awal pemekaran Kabupaten Bolmut yang tidak lain demi mewujudkan pembangunan yang maju dan adil. Dalam istilah Jean Jaques Rosseau, ini adalah kontrak sosial. Nilai keadilan tetaplah menjadi suatu dasar menjalankan pembangunan untuk kesejahteraan seluruh warga Bolmut serta seluruh wilayahnya, dan mencerdaskan seluruh masyarakatnya.

“Selamat Hari Ulang Tahun ke-17 Kabupaten Bolaang Mongondow Utara,”

“Kerja Sama untuk Bolmut Lebih Maju,”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *