NASIONAL – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) resmi menonaktifkan 63 pengurus yang tercatat dalam bursa Calon Legislatif (Caleg) dan yang masuk di tim sukses Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres) Pemilu 2024.
Penonaktifan itu secara resmi dituangkan dalam surat keputusan Nomor 285/PB.01/A.II.01.08/99/01/2024, sedikitnya terdapat 63 nama fungsionaris yang dinonaktifkan dari jajaran Pengurus Harian dan Pleno PBNU.
“Mereka tersebar di beberapa partai dan semua calon presiden. Ada yang menjabat sebagai Mustasyar, Pengurus Harian Syuriyah dan Tanfidziyah, A’wan Syuriyah, hingga pengurus badan otonom dan lembaga,” ujar Wakil Ketua Umum PBNU Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi, H Amin Said Husni.
Mantan Bupati Bondowoso itu menerangkan, penonaktifan fungsionaris di NU itu terhitung sejak tanggal penetapan oleh lembaga yang berwenang, sampai dengan selesainya proses Pemilu 2024.
“Mayoritas nama sudah mengajukan izin cuti atau nonaktif sejak ada penetapan dari KPU. Surat Keputusan ini sebagai penegasan dari PBNU atas permohonan nonaktif mereka,” terangnya.
Adapun pengurus yang dinonaktifkan yakni, di jajaran Mustasyar, antara lain terdapat nama mantan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru (Timnas Amin), anggota Dewan Pertimbangan Presiden Habib Luthfi bin Yahya (TKN Prabowo-Gibran), dan mantan politisi PKB Muhammad AS Hikam (TPN Ganjar-Mahfud).
Sementara itu, di jajaran Pengurus Harian Syuriyah dan Tanfidziyah terdapat lima orang caleg dan 11 orang yang masuk tim capres. Antara lain KH Ma’shum Faqih (Timnas Amin), Khofifah Indar Parawansa (TKN Prabowo-Gibran), dan KH Mustofa Aqil Siradj (TPN Ganjar-Mahfud).
Nama Khofifah sebagai Ketua Umum Muslimat NU juga masuk dalam jajaran 48 orang Pengurus Pleno PBNU yang dinonaktifkan. Selain Khofifah, terdapat Ketua Umum Jam’iyatul Qurra’ wal Huffadz Saifullah Ma’shum (Timnas Amin), Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) KH Asep Saifuddin Chalim.
Ketua Umum Ikatan Sarjana NU (ISNU) Ali Masykur Musa dan Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian NU (LPPNU) Nusron Wahid (TKN Prabowo-Gibran) serta Ketua Lembaga Takmir Masjid NU (LTMNU) Nasyirul Falah Amru dan Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis Yenny Wahid (TPN Ganjar-Mahfud).
Penonaktifan 63 fungsionaris yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan tim sukses calon presiden dan wakil presiden itu, merupakan langkah yang tepat. Langkah ini untuk menjaga netralitas PBNU dalam pemilu 2024.
NU sendiri adalah organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia yang memiliki pengaruh besar di masyarakat. Dengan menonaktifkan fungsionaris yang terlibat dalam pemilu, PBNU ingin menunjukkan bahwa organisasi tersebut tidak berpihak pada salah satu calon presiden atau calon wakil presiden.