Wilayah Tanpa Pemerintah dan Militer Hingga Hukum Yang Mengikat

Orang Chiapas atau Zapatista
Orang Chiapas atau Zapatista (Foto: Screenshot YouTube Daftar Populer)

IDENTIK.NEWS – Wilayah tanpa pemerintah hingga militer, tentunya menjadi hal yang jarang kita temui, bahkan kita dengar.

Namun kenyataannya, ada beberapa wilayah yang tidak mempunyai pemerintah yang mengikat, hingga tidak mempunyai polisi sebagai ketahanan militernya.

Jika begitu, apakah lebih aman dari wilayah yang berdaulat seperti Negara ?

Berikut ini wilayah yang tidak memiliki pemerintahan, militer, hingga hukum yang mengikat, dikutip dari Channel YouTube Daftar Populer

Cheran Meksiko

Cheran merupakan salah satu kota di Meksiko yang menjalankan sosial politiknya, tanpa campur tangan pemerintah.

Kota Cheran
Kota Cheran (Foto: Screenshot YouTube Daftar Populer)

Hasilnya, Cheran menjadi salah satu kota terendah kriminalitasnya di Meksiko.

Mereka membangun sendiri sistem pemerintahannya, dengan tidak perlu mengangkat Wali Kota, dan menggantikannya dengan Dewan Kota.

Cheran memiliki empat distrik, yang masing-masing distrik mengirimkan perwakilannya ke Dewan Kota, yang dinamakan Dewan Ketua Cheran.

Anggota yang dipilih, akan mendapatkan mandat selama tiga tahun. Dewan besar inilah yang dipercaya mengendalikan semua aspek kehidupan rakyat.

Untuk divisi militer, warga disana membentuk milisi sipil sendiri sebagai pertahanan wilayahnya yang menggantikan fungsi polisi.

Tak hanya itu, pelarangan partai politik juga di berlakukan diwilayah ini. Hal ini bukan tanpa alasan, menurut mereka partai politik hanya memiliki fungsi untuk memecah belah orang-orang.

Seperti sebuah cita-cita proklamasi, Cheran setelah memilih menjadi wilayah otonom, tidak ada lagi kasus pembunuhan ataupun kasus penculikan di wilayah itu.

Milisi sipil yang dibentuk terdiri dari pria dan wanita, selalu berjaga di pos di tiga jalan utama menuju pemukiman. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kejahatan dari luar.

Meski begitu, bukan berarti wilayah ini tidak terjadi lagi kejahatan.

Seperti diketahui, kejahatan terjadi di wilayah ini, sebagian besar hanyalah pelanggaran kecil seperti penyalahan guna alkohol.

Milisi Sipil di Cheran
Milisi Sipil di Cheran (Foto: Screenshot Daftar Populer Populer)

Pelanggar penyalahan alkohol itu pun akan diberikan sanksi berupa membersihkan kota, atau ditahan beberapa malam di jeruji besi.

Kopenhagen Denmark

Kopenhagen adalah ibu kota dan kota terbesar di Denmark dengan jumlah penduduk kawasan urban 1.263.698 jiwa dan kawasan metropolitan sebesar 2.013.009 jiwa.

Nama ini berasal dari kata KĂžbmandshavn, yang berarti “pelabuhan saudagar”.

Kopenhagen, merupakan salah satu kota paling aman di Dunia, dengan Safe Cities Index atau indeks keamanannya tercatat mencapai 82,4%.

Ditengah predikatnya sebagai kota aman, ada sebuah komunitas kecil yang beroperasi secara mandiri.

Memiliki hukum sendiri, bendera mereka sendiri, dan cara hidup mereka sendiri yang bahkan lebih baik dari kota Kopenhagen.

Komunitas ini menamai wilayahnya dengan nama Freetown Christiania.

Freetown Christiania

Wilayah Freetown Christiania ini, hanya memiliki penduduk sekitar 850 jiwa.

Bendera Freetown Christiania
Bendera Freetown Christiania (Foto: Screenshot YouTube Daftar Populer)

Wilayah ini, dikenal dengan wilayah paling aman dan nyaman, tanpa pemerintah dan hukum yang mengikat.

Hal unik untuk berkunjung diwilayah ini, yakni tidak bisa membawa kamera untuk berfoto, kecuali dengan izin yang ketat. Diwilayah itu, penggunaan kamera sangat dilarang.

Wilayah ini, pertamakali muncul sejak Tahun 1971, setelah sekelompok tuna wisma mengubah daerah militer seluas 34 hektar, menjadi rumah bagi mereka.

Aturan di Freetown Christiania, tidak boleh ada senjata api, pisau, rompi anti peluru, obat-obatan keras atau apapun yang dapat mendorong kekerasan.

Bahkan, mobil pun tidak diperbolehkan di wilayah tersebut, dan semua orang berkeliling memakai sepeda.

Jika di Indonesia Ganja sangat dilarang, di Freetown Christiania, merokok ganja adalah sebagian besar gaya hidup di wilayah itu.

Meski begitu, mereka tetap menjalankan gaya hidup sehat.

Rojava

Wilayah ini terletak di perbatasan antara Turki dan Suriah. Rojava dihuni oleh orang-orang Kurnia yang menjadikan wilayah ini laboratorium, uji coba model masyarakat ekologis, dengan penerapan demokrasi langsung.

Wilayah otonom Rojava muncul dari konflik berkepanjangan di Suriah dan Iran.

Tidak ada Nation State atau Negara Bangsa di Rojava, semenjak ide-ide ekologis sosial dan konfederasi demokratis yang terinspirasi dari aktivis sosialis libertarian Amerika Serikat, Murray Bookchin.

Rojava
Flyer Rojava (Foto: Screenshot YouTube Daftar Populer)

Wilayah ini sejak Tahun 2014, dikelola demokratis secara langsung, meski harus bertahan dari gempuran ISIS, Turkey, Suriah, dan kekuatan modal internasional.

Chiapas atau Zapatista

Meskipun pemerintah Mexico menganggap Chiapas merupakan bagian dari negaranya, rakyat Chiapas menganggap mereka sebagai komunal merdeka tanpa Negara.

Kehidupan masyarakat Chiapas atau yang sering dikenal dengan Zapatista, dilakukan dengan tanpa menerapkan sistem kenegaraan, dan tidak ada intervensi dari negara manapun.

Semua dilakukan secara demokratis langsung oleh rakyat, tanpa adanya perwakilan DPR seperti di Indonesia.

Hal menarik dari orang-orang Zapatista, ialah mereka lebih banyak menggunakan topeng dari pada menampakkan wajahnya.

Orang-orang Chiapas atau Zapatista
Orang-orang Chiapas atau Zapatista (Foto: Screenshot YouTube Daftar Populer)

Hal tersebut merupakan prinsip kesetaraan, dengan tidak ada pemimpin diantara mereka.

Prinsip agraria yang mereka anut, adalah menolak jual beli tanah, menolak pajak tanah, menolak pestisida dan segala bahan kimia yang dapat merusak unsur tanah.

Selain itu, menolak subsidi pemerintah, pelestarian bumi, dan layanan pendidikan, serta kesehatan universal.

Orang-orang ini juga menolak mengkonsumsi alkohol karena dianggap seringkali memicu berbagai terjadinya kekerasan.

Dari keempat wilayah tersebut, meski tidak mempunyai pemerintahan sendiri hingga hukum yang mengikat, namun tidak akan pernah lepas dari Dunia Internasional yang berdaulat. (Svg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *