Siaran TV Analog Bakal Mati Sepenuhnya 17 Agustus 2023, Begini Penjelasan Kemenkominfo

Siaran TV Analog ditargetkan akan mati sepenuhnya pada 17 Agustus 2023 mendatang dan akan digantikan dengan siaran TV Digital
Siaran TV Analog ditargetkan akan mati sepenuhnya pada 17 Agustus 2023 mendatang dan akan digantikan dengan siaran TV Digital (Foto: Detiknet)
IDENTIK NEWS – TV analog ditargetkan mati sepenuhnya di seluruh Indonesia pada 17 Agustus 2023 mendatang. Kedepannya, masyarakat hanya akan menikmati siaran TV Digital.

Hal itu sebagaimana diungkapkan Direktur Penyiaran Ditjen PPI Kementerian Kominfo Geryantika Kurnia, Minggu (25/6/2023) mengutip Detikcom.

“Mudah-mudahan momentum hari kemerdekaan Indonesia dijadikan kado istimewa dari industri dan stakeholder penyiaran untuk mendeklarasikan TV di Indonesia sudah full digital, setara dengan negara-negara lain yang sudah terlebih dahulu migrasi ke TV digital,” ujar Geryantika Kurnia.

Proses migrasi TV analog ke digital atau analog switch off (ASO) terus dilakukan Pemerintah Indonesia untuk meninggalkan siaran analog yang dinilai sudah usang di era modern saat ini.

Meski siaran TV digital baru tersedia di kota-kota besar, Kominfo menyakini bahwa pada HUT RI mendatang akan jadi momentum siaran TV digital mengudara di seluruh tanah air.

Keyakinan Kominfo ini berdasarkan data-data progres suntik mati TV analog yang sudah siap TV digital secara nasional.

Ada 112 wilayah siaran yang terdampak ASO, yakni di 341 kabupaten/kota. Pembangunan infrastruktur multipleksing dilakukan TVRI dan TV swasta, namun untuk daerah non-bisnis dilakukan TVRI bersama Kominfo.

“Sasaran utamanya adalah memindahkan siaran analog ke digital untuk 685 lembaga penyiaran yang bersiaran analog di seluruh Indonesia,” kata Gery.

Infrastruktur multipleksing di 112 wilayah siaran, tercatat 653 TV sudah bersiaran digital dan 32 TV analog sedang dalam proses beralih ke digital.

Seiringan dengan tersebut, pemerintah dan pihak terkait gencar mengimbau agar masyarakat segera membeli set top box (STB) agar TV analog miliknya dapat menerima sinyal TV digital. Disampaikan Gery, jika mengandalkan siaran simulcast, itu akan mengganggu jangkauan siaran digital.

Adapun, bagi kelompok masyarakat yang termasuk dalam kategori rumah tangga miskin (RTM) ekstrem berhak mendapatkan bantuan set top box TV digital gratis dari Kominfo dan penyelenggara multipleksing.

Distribusi STB dari penyelenggara multipleksing masih sangat rendah, yaitu 8,9% dari 4,3 juta STB. Sedangkan untuk penyediaan yang berasal dari anggaran pemerintah sudah 100% dengan realisasi 1,3 juta unit.

“Jumlah STB untuk RTM sekitar 5,6 juta sangat kecil dibandingkan masyarakat yang harus menyediakan STB/TV digital secara mandiri, namun tetap komitmen STB dari swasta harus tetap dilaksanakan agar masyarakat yang terdaftar dalam data P3KE yang membutuhkan STB tetap terpenuhi,” tutur Gery.

Berdasarkan data terkini mengacu pada survei Nielsen Indonesia pada 15 Juni 2023, penetrasi TV digital di 11 kota besar mendekati 95% yang diklaim berdampak positif terhadap penetrasi tv digital nasional yg mendekati 80%.

Gery mengungkapkan populasi penonton TV digital mendekati normal di 11 kota besar dan secara nasional. Populasi penonton sebelum ASO 11 kota itu 58,9 juta dan nasional 129,8 juta terlihat perubahannya populasi penonton setelah ASO mendekati normal di 11 Kota Nielsen ada 56,3 juta dan nasional ada 124,2 juta pada 1 Juni 2023.

“ASO nasional akan berdampak terhadap pemerataan internet kecepatan tinggi, program merdeka sinyal (menyelesaikan blank spot telepon seluler), membuka bisnis dan lapangan kerja haru, potensi peningkatan pajak dan PNBP serta mendukung pertumbuhan ekonomi digital,” terangnya.

Sumber: Detikcom

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *