Identik.News – Realisasi belanja daerah di kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) di pertengahan Triwulan tiga bulan Agustus tahun 2022, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) merupakan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terendah serapan anggarannya.
Hal ini sebagaimana data yang dihimpun oleh media ini di Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) kabupaten Bolmut, melalui Bidang Akuntansi dan Pelaporan, Selasa (02/08/2022).
Secara keseluruhan, realisasi belanja daerah kabupaten Bolmut tahun 2022 hingga Agustus, tercatat 40% atau sebesar Rp 271.394.241.428,2 dari total APBD Bolmut yang berjumlah Rp 680.558.434.290.
Hal ini diketahui terbagi dibeberapa OPD di Kabupaten Bolmut.
Tercatat OPD yang paling tinggi serapan anggarnya yakni, kecamatan Pinogaluman dengan realisasi belanja 70,08% dari total anggaran sebesar Rp 1.954.974.979.
Sementara itu tercatat, OPD yang paling rendah realisasi belanja anggarannya ialah, Dinas PUPR, dengan realisasi belanja hanya mencapai 9,94% dari total anggaran sebesar Rp 74.242.580.059.
Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR Bolmut, Rudini Masuara dikonfirmasi terkait hal ini mengatakan, banyak faktor yang mempengaruhi realisasi belanja anggaran di Dinas PUPR rendah, salah satunya perubahan regulasi.
“Beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya perubahan regulasi, kenaikan pajak dari 10% naik menjadi 11%, kemudian penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) tiap paket pekerjaan yang menjadi amanat Permenpupr nomor 12 tahun 2021 dan Permenpupr nomor 10 tahun 2021,” kata Rudini.
Meski begitu, Rudini mengatakan dokumen perencanaan, sebagian besar sudah di Bagian Barang dan Jasa (Barjas) Setda Bolmut, serta kepada Kelompok Kerja (Pokja).
“Tinggal perusahaan yang masuk ini, ada yang petugas K3nya berasal dari Kalimantan, Aceh. Nah dari kami itu mengusulkan untuk diganti,” katanya.
Hal ini kemudian disayangkan oleh anggota DPRD Bolmut, Suriansyah Korompot. Ia menyayangkan realisasi belanja yang terbilang cukup minim tersebut, bisa berdampak pada realisasi anggaran daerah.
“Harusnya, dibulan Agustus, sudah setengah dari total anggaran yang direalisasikan, namun sangat disayangkan jika masih terbilang cukup rendah,” ucapnya.
Lebih lanjut, Korompot menerangkan, jangan sampai akhir tahun 2022, realisasi anggaran tidak bisa maksimal.
“Sehingga hanya menjadi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa)”, pungkasnya. (Svg)