Prosesi Adat Mopohabaru: Pj Bupati Bolmut Dikabarkan Awal Ramadhan 1445 Hijriah

Pj Bupati Bolmut Sirajudin Lasena saat menyampaikan sambutannya di prosesi adat Mopohabaru
Pj Bupati Bolmut Sirajudin Lasena saat menyampaikan sambutannya di prosesi adat Mopohabaru (foto:Svg)
BOLMUT – Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah Tahun 2024, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolmut menggelar prosesi adat Mopohabaru, Kamis (07/03/2024).

Prosesi dilaksanakan di kediaman Penjabat Bupati Bolmut Sirajudin Lasena, dihadiri oleh unsur Forkopimda, serta kepala OPD di Pemkab Bolmut.

Di prosesi tersebut Pj Bupati Bolmut Sirajudin Lasena menerima kabar secara adat dari pemerintah Kecamatan dan Desa, melalui pelaksana adat di Kabupaten Bolmut.

“Sebagaimana yang dikabarkan secara adat, bahwa satu Ramadhan 1445 Hijriah, jatuh pada 11 Maret 2024. Namun begitu, tentunya Pemkab Bolmut akan tetap menunggu sidang isbath yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Agama,” ujar Sirajudin.

Untuk diketahui, prosesi adat tersebut merupakan prosesi yang terus dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten Bolmut hingga saat ini.

Kapan Mopohabaru Dilaksanakan?

Mopohabaru ini, dilakukan saat menjelang bulan Ramadhan, hari raya idul fitri dan juga idul adha.

Hal itu dilakukan oleh sejumlah aliansi adat dengan rangkaian adat, memberikan kabar terhadap pemimpin dalam hal ini Bupati terkait bulan ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha.

Mopohabaru Cerminan Asimilasi Budaya

Prosesi adat Mopohabaru sendiri, diketahui merupakan cermin dari asimilasi antara Agama dan Budaya di kabupaten Bolmut.

Pada prosesi adat ini, termuat di dalam prosesinya, penggabungan nilai agama dan tradisi masyarakat Bolmut. Sebagaimana tradisi merupakan salah satu unsur yang tak terpisahkan dari Kebudayaan.

Seperti tercermin dalam ungkapan “Ku Syara Gu Ku Adato” atau yang berarti yang Syariat dan Adat.

Mopohabaru sendiri, merupakan warisan budaya dari Kerajaan Kaidipang, Kaidipang Besar yang wilayahnya sekarang tepat di Kabupaten Bolmut sendiri.

Dalam pelaksanaannya, petugas adat yang menggunakan pakaian adat berupa kain yang melilit setengah lutut atau disebut “Totapi”, dengan sejumlah rangkaian adat daerah, memberikan kabar ke Bupati, mengenai kapan pelaksanaan hari raya idul fitri maupun idul adha dan juga menjelang Bulan Suci Ramadan.

Para Camat dan Sangadi menggunakan pakaian adat "Totapi" saat mau memberikan kabar ke Bupati "Kidoni Ombu Pangulu"
Para Camat dan Sangadi menggunakan pakaian adat “Totapi” saat mau memberikan kabar ke Bupati “Kidoni Ombu Pangulu” (Foto: Svg)

Pelaksana adat pun memberikan informasi terkait hari kapan jatuhnya satu Ramadhan. Namun, hal ini kemudian akan disesuaikan dengan sidang isbath yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Agama.

Pemimpin/Bupati dengan gelar adat ‘Kidoni Ombu Pangulu’

Bupati sendiri dalam gelar adat disebut “Kidoni Ombu Pangulu”, akan menerima prosesi tersebut dengan menggunakan pakaian adat, Totapi.

Prosesi itu dihadiri oleh perangkat daerah, pemerintah Kecamatan, dan juga pemerintah Desa.

Sementara itu, Camat dalam gelar adatnya disebut, Kidoni Ulea, sedangkan untuk Kepala Desa atau Sangadi, disebut Kidoni Ombu Sangadi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun identik.news, prosesi adat Mopohabaru ini telah tercatat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai warisan budaya tak benda, dengan kategori Adat Isti Adat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-perayaan. Disetujui oleh admin WBTB pada tanggal 01/01/2015.

Sebagaimana diketahui, Bolmut sendiri memiliki tiga eks swapraja, diantaranya kerajaan Kaidipang, kerajaan Bintauna, Kerajaan Bolangitang, dan kemudian kerajaan Kaidipang dan Kerajaan Bolangitang digabungkan menjadi kerajaan Kaidipang Besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *