Pemerintah Indonesia Mengecam Pembakaran Al-Qur’an di Swedia

Ilustrasi Al-Qur'an Terbakar (Sumber: isadanislam.org)

IDENTIK.NEWS – Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, mengecam aksi pembakaran kitab suci Al-Qur’an oleh kelompok ekstrem kanan anti-imigran di Swedia.

Aksi tersebut telah memicu kerusuhan yang telah berlangsung selama empat hari berturut-turut di sejumlah kota.

“Menggunakan argumentasi kebebasan berekspresi untuk melecehkan agama dan kepercayaan satu kelompok adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab dan terpuji,” kata Kemenlu RI dalam sebuah pernyataan di situs web resminya.

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Stockholm dalam akun resminya di Twitter mengimbau WNI dan diaspora Indonesia di Swedia untuk tetap waspada serta tidak terpancing melakukan tindakan yang melanggar hukum setempat sehubungan dengan ‘serangkaian aksi unjuk rasa kelompok ultra kanan yang telah merendahkan agama Islam’.

Media lokal melaporkan tiga orang terluka di kota Norrköping, Swedia timur, pada hari Minggu (17/04) ketika polisi melepaskan tembakan peringatan ke arah para perusuh.

Beberapa kendaraan dibakar dan setidaknya 17 orang ditangkap.

Pada hari Sabtu (16/04), beberapa kendaraan termasuk sebuah bus dibakar di kota Malmo, Swedia selatan, dalam demonstrasi kelompok ekstrem kanan.

Sebelumnya, pemerintah Iran dan Irak memanggil utusan dari Swedia untuk memprotes pembakaran tersebut.

Latar Belakang

Kericuhan di Swedia ini bermula pada Kamis lalu (14/4) setelah tokoh ekstremis Denmark-Swedia Rasmus Paludan, yang memimpin gerakan Stram Kurs, atau Garis Keras, mengatakan ia telah membakar teks paling suci bagi umat Islam dan akan mengulangi tindakan tersebut.

Setidaknya 16 petugas polisi dilaporkan terluka dan beberapa kendaraan polisi dihancurkan dalam kerusuhan pada hari Kamis, Jumat, dan Sabtu di tempat-tempat kelompok ekstrem kanan merencanakan acara, termasuk di daerah sub-urban Stockholm serta di kota Linköping dan Norrköping.

Paludan mengancam akan menggelar demonstrasi lagi di Norrköping pada hari Minggu. Pengumuman itu mendorong para demonstran tandingan untuk berkumpul di sana, lansir Deutsche Welle.

Dalam pernyataan pers, polisi setempat mengatakan mereka melepaskan tembakan peringatan setelah diserang dan tiga orang tampaknya terkena pantulan peluru.

Kepala polisi nasional Swedia Anders Thornberg mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa para demonstran tampak tidak peduli pada keselamatan para petugas polisi. Ia menambahkan: “Kami sudah pernah melihat kerusuhan yang ganas. Tapi ini adalah sesuatu yang lain.”

Ini kedua kalinya aksi protes terhadap rencana Stram Kurs untuk membakar Al-Qur’an di Swedia berubah menjadi kekerasan. Pada 2020, pengunjuk rasa membakar mobil dan merusak beranda toko dalam bentrokan di Malmö.

Paludan – yang dipenjara selama satu bulan pada tahun 2020 karena sejumlah pelanggaran termasuk rasisme di Denmark – juga telah berusaha merencanakan pembakaran Al-Quran di negara-negara Eropa lainnya, termasuk Prancis dan Belgia.

Artikel ini telah tayang di BBC News Indonesia: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-61137107

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *