Manopo Antogia, Raja ke 14 Kerajaan Kaidipang

IDENTIK.NEWS – Mahmud Gongala Korompot adalah Raja ke 14 Kerajaan Kaidipang yang wafat pada 7 Februari 1910 Masehi.

Mahmud Gongala Korompot merupakan Raja terakhir kerajaan Kaidipang, ia juga menyebut namanya dengan nama Manopo Antogia yang kemudian resmi turun menjadi nama besar dan marga yang diikuti anak cucu keturunannya.

Raja Manopo Antogia menjadi Raja Kaidipang ke 14 menggantikan kakaknya Raja Lui Gongala Korompot yang memerintah pada tahun 1898-1901.

Manopo Antogia resmi menjadi raja pada tanggal 1 Maret 1904 dan menandatangani beslit akta van Verband dihadapan kontrolir Bolaang Mongondow, Anton Christian Veenhuyen pada tanggal 3 Juni 1904 dengan gelar Paduka Raja Boroko.

Sebagai catatan sejarah ini untuk pertama kalinya Boroko, tercatat atau ditulis dalam dokumen sejarah khususnya sejarah kerajaan Kaidipang.

Kemudian akta van Verband diperbaharui pada tanggal 14 Januari 1905.

Pada tanggal 19 Februari 1907 untuk terakhir kalinya menandatangani akta van Verband dengan Kontrolir Bolaang Mongondow Abraham Coomans, hingga raja Manopo Antogia wafat pada tanggal 7 Februari 1910.

Selama hidupnya raja Manopo Antogia menikah sebanyak 8 istri atau permaisuri, berikut nama-namanya;

1. Boki Manggeadi Ponto

2. Boki Djabia Muliling

3. Boki Aida Usman

4. Boki Bulangilato Patilima

5. Boki Nurain Lasena

6. Boki Sinami Patadjenu

7. Bua Mabu Manoppo

8. Boki Telehaji Gugul

Raja Manopo adalah anak dari Gongala Toruru Korompot (raja ke 12) dengan ibu Salimburung Gugul, bersaudara kandung:

1. Abo Lancong Korompot

2. Boki Deinuli Korompot

3. Boki Sitti Korompot

4. Boki Namang Korompot

Raja Manopo Antogia bersaudara seayah lain ibu atau permaisuri:

Dari Boki Sinir Olii, mempunyai saudara:

1. Lui Gongala Korompot (raja ke 13)

2. Boki Katuling Korompot

3. Boki Nurmala Korompot (menikah dengan Jogugu Israil Mokodompis)

4. Abo Olii Korompot

5. Boki Djohora Korompot

Dari Boki Mihing mempunyai saudara:

1. Boki Pune Korompot

2. Abo Mokoginta Korompot

Dari Boki Hembeso mempunyai saudara, Abo Djim Korompot.

Diakhir pemerintahan kerajaan Kaidipang, Raja Antogia Manopo memerintah dari Desa Buko dan dari sinilah beliau menyebut namanya sebagai Manopo Antogia.

Karena raja Manopo menderita sakit, oleh adik adik beliau dan kerabat dan masyarakat Kuala (Boroko saat ini) dan sekitarnya mendesak agar raja Manopo untuk dijemput pulang ke kediaman di Komalig (Istana Kerajaan) di Desa Kuala Utara sekarang, maka berangkatlah keluarga dan adik beliau Boki Namang Korompot.

Setibanya di pelabuhan Boroko, pada saat dijemput, raja Manopo Antogia menghembuskan nafas terakhir dan beliau wafat pada tanggal 7 Februari 1910.

Sudah tentu kabar wafatnya sang raja membuat gempar kerabat dan masyarakat, hal ini membuat jasad beliau sulit untuk disemayamkan dikediaman Komalig, dikarenakan berjubelnya pelayat.

Maka kerabat dan tokoh tokoh adat memutuskan agar pelaksanaan fardhu kifayah hingga pemakaman dilaksanakan di Masjid disamping Komalig (Masjid Al-Ikhlas Kuala Utara sekarang).

Pada prosesi ini, kemudian beliau disebut dengan “Ombu Yina Ko Masigi”

keagamaan dan adat dalam Masjid oleh kebiasaan adat Kaidipang beliau disebut dalam adat sebagai “Ombu Yinna Ko Masigi”

Keterangan: Abo merupakan gelar bagi seorang Bangsawan Laki-laki, sementara Boki bagi perempuan.

Penulis: Idris Antogia

Editor: Tim Identik.news

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *