Kisah Sandi Buhang dan Hujatan yang Bertubi-Tubi dalam Pencalonan Legislatif

Oleh: Try

Moh Sandi Eka Putra Buhang, akrab dipanggil Sandi Buhang
Moh Sandi Eka Putra Buhang, akrab dipanggil Sandi Buhang
Kisah Sandi Buhang dalam Pencalonan Legislatif Kabupaten Bolmut 

IDENTIK NEWS – Bapak ibu dan kawan-kawan sekalian, mungkin kita sering mendengar pepatah yang mengatakan, “Tak kenal maka tak sayang.”

Pepatah di atas mengandung makna yang dalam dan relevan dalam banyak aspek kehidupan. Termasuk dalam mengenal dan memahami orang-orang di sekitar kita.

Ketika tidak mengenal seseorang dengan baik, mungkin kita tidak dapat benar-benar memahami latar belakang, pengalaman hidup, atau nilai-nilai yang mereka pegang.

Keterbatasan pengetahuan ini bisa membuat kita bersikap ragu, skeptis, atau bahkan kurang simpatik terhadap mereka.

Namun, begitu mulai benar-benar mengenal seseorang, membuka diri untuk berinteraksi dan berkomunikasi, kita dapat membangun pemahaman yang lebih dalam tentang siapa mereka sebenarnya.

Untuk itu, mari kita sama-sama berkenalan dengan sosok pemuda satu ini. Dirinya sosok sederhana, empati terhadap orang lain, dan asik dalam berkawan.

Namanya Moh Sandi Eka Putra Buhang. Seorang pemuda yang terlahir di Desa Pontak, Kecamatan Kaidipang, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) pada 9 Februari 1993.

Sandi Buhang dibesarkan Ayahnya bernama Almarhum Zainal Buhang dalam lingkungan yang sederhana.

Sang Ibu tercinta, Halipa Datuela, juga memberikannya kasih sayang dan menjadi pijakan Sandi untuk mengembangkan hubungan kepedulian kepada teman-temannya sejak dulu.

Ia diajarkan belajar tentang kerja sama, empati, dan menghargai perbedaan di antara sesama.

Kasih sayang yang ditanamkan oleh keluarga ini akhirnya mempengaruhi Sandi dalam hal nilai-nilai kehidupan penting.

Kakeknya dari sebelah ayah bernama Alm. Arasun Buhang dan neneknya Ratimas Umuli atau sapaan masyarakat adat adalah Nai Seti juga mendidik Sandi demikian.

Sudah sejak kecil, Sandi telah diajarkan kakek dan neneknya dari sebelah ayah tentang sifat rendah hati, menghargai kesederhanaan, dan menjalani hidup dengan penuh rasa syukur.

Tak hanya itu, Kakeknya bernama Hasim Datuela dan Neneknya Hadija Buhang atau Nai Idi yang merupakan orang tua dari sebelah ibu turut memberikan kontribusi besar dalam mendidik Sandi.

Bahkan, dalam pengakuan teman-temannya, sebelum masuk sekolah, Sandi telah pandai membaca dan berhitung serta melampaui kemapuan anak-anak lainnya.

Sandi Buhang memulai pendidikannya dengan masuk ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Pontak. Kemudian dia melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 1 Kaidipang. Hingga akhirnya tamat bersekolah di Madrasah Aliyah Kaidipang.

Sandi adalah pemuda yang aktif dalam dunia organisasi. Dalam catatan gerakkannya, dirinya merupakan mantan PJS Ketua HMJ Ilmu Hukum Kewarganegaraan Universitas Negeri Gorontalo.

Saat menjadi mahasiswa, Sandi juga aktif dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan sejumlah organisasi kemahasiswaan lainnya.

Tak hanya itu, dirinya juga pernah menjabat sebagai Mantan Sekretaris Umum Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia Bolaang Mongondow Utara (PPMIBU).

Dalam jabatan ini, tidak sedikit dedikasi yang telah ia berikan, baik dalam pembangunan SDM mahasiswa Bolmut atau berkontribusi langsung dalam pembangunan daerah.

Dalam bidang karya tulis, Sandi juga orang yang suka menggeluti bidang tersebut. Dirinya tercatat merupakan mantan Ketua Bidang Organisasi pada Pemerhati Jurnalis Siber.

Bahkan, saat ini Sandi masih terus menggeluti dunia-dunia organisasi sebagai peningkatan kapasitas dan kepedulian terhadap masyarakat dan daerah.

Misalnya, masuk dalam pengurus Lembaga Investigasi Negara dan Generasi Anti Narkotika Nasional serta Ketua PIK-R Desa Gihang.

Sandi terhitung sebagai pemuda aktif dan progresif dalam mengawal pembangunan daerah. Hal ini juga berkesesuaian dengan pekerjaan yakni seorang jurnalis.

Karena kecerdasan dan kepeduliannya dalam pembangunan daerah, Sandi akhirnya diminta masyarakat, keluarga, dan rekan-rekanya agar terus aktif mengawal pembangunan dan kebijakan pemerintah.

Namun, kali ini diminta agar masuk ke dalam sistim pemerintah dengan menjadi calon anggota legislatif Kabupaten Bolaang Mongondow Utara untuk Daerah Pemilihan Kaidipang-Pinogaluman.

Di sisi lain, Sandi adalah kepala keluarga yang belum lama membangun bahtera rumah tangga. Dirinya menikah dengan seorang perempuan bernama Novita Buhang yang merupakan anak dari Tahirudin Buhang dan Farida Heydemans.

Apalagi, dari sisi ekonomi, Sandi bukanlah orang yang memiliki limpahan harta. Hidupnya tergolong pas-pasan, tetapi selalu ia syukuri sebagai rahmat tuhan.

Karena ia menyadari bahwa harta bukanlah hal yang utama dalam melanjutkan kisah hidupnya.

Setelah merenung, mempertimbangkan segala masukan, serta dorongan masyarakat, dan niat karena Tuhan Yang Maha Kuasa, Sandi akhirnya bertekad maju menjadi bakal calon anggota legislatif di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara periode 2024-2029.

Dorongan Sandi yang berasal dari niat karena Tuhan Yang Maha Kuasa itu kin telah memberikan fondasi yang kokoh dalam perjuangannya.

Ia berkomitmen untuk bertindak dengan integritas, memprioritaskan kepentingan masyarakat di atas segalanya, dan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.

Dalam upayanya berbuat untuk orang banyak melalui jalur politik, Sandi ingin membawa harapan dan inspirasi bagi banyak orang.

Ia ingin berupaya menunjukkan bahwa meskipun terbatas dalam sumber daya materi, semangat dan tujuan yang tulus dapat membawa perubahan positif bagi banyak orang.

Bagi masyarakat yang mendukungnya, melalui dedikasi Sandi, diharapkan bisa menjadi perwakilan bagi mereka yang tidak memiliki suara serta berjuang untuk keadilan, kesetaraan, dan kesejahteraan bagi semua.

Kehadiran Sandi di arena politik, diharapkan memberikan harapan baru untuk pengabdian yang tulus kepada masyarakat.

Hujatan yang Bertubi-Tubi Terhadap Sandi Buhang

Perjuangan Sandi Buhang yang didorong untuk menjadi perwakilan kaum terpinggirkan tampaknya memang tidak mudah.

Sebab, walau telah berniat dengan tulus, tetapi masih saja mendapatkan perlawanan yang tak beretika. Hal-hal yang sering dilontarkan kepadanya adalah hujatan yang bertubi-tubi.

Lebih dari itu, fitnah tak jarang sengaja dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Bahkan, sanak dan keluarganya sampai terbawa-bawa.

Namun, bagi Sandi, masuk dalam dunia politik semua konsekuensi harus diterima. Sebab, hujatan dapat muncul karena perbedaan pendapat, persaingan politik, atau bahkan upaya untuk menjatuhkan reputasi seseorang.

Meskipun sulit dan terkadang menyakitkan, bagi Sandi, hujatan tersebut tidak boleh menjadi penghalang bagi individu yang memiliki niat tulus untuk berbuat baik dan ingin melayani masyarakat.

Sebagai orang yang dihujat, Sandi Buhang tetap tegar dan tidak tergoyahkan oleh serangan tersebut.

Dia menyadari bahwa hujatan adalah bagian dari politik dan merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam perjuangan mencapai perubahan yang lebih baik.

Melalui kesabaran dan sikap yang terhormat, Sandi terus berupaya menjaga integritasnya dan tidak terjebak dalam permainan negatif.

Dia tetap fokus pada misinya untuk melayani masyarakat dan memperjuangkan kepentingan bersama.

Saat ini, dalam menghadapi hujatan, Sandi menggunakan serangan tersebut sebagai motivasi untuk terus berkembang dan membuktikan dirinya melalui tindakan nyata.

Dia terus berusaha agar tidak terjebak dalam spiral negatif, melainkan menggunakan kecerdasan dan kebijaksanaan untuk menjawab dengan argumen yang kuat dan konstruktif.

Bahkan, di tengah hujatan yang datang silih berganti, Sandi tetap berusaha menjaga hubungan yang baik dengan siapapun.

Dia tetap bersedia mendengarkan aspirasi dan kebutuhan mereka, serta berupaya memberikan solusi yang nyata.

Hal inilah menjadi alasan mengapa banyak orang tetap memberikan dukungan dan kepercayaan kepada Moh Sandi Eka Putra Buhang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *