Kasus COVID-19 Naik Lagi dengan Varian JN.1, Ini Gejalanya

Kasus COVID-19 melonjak naik, kenali ciri-cirinya
Ilustrasi COVID-19 (Foto: Pixabay)
KESEHATAN – Tren kasus COVID-19 di Indonesia masih merangkak naik, per Rabu (3/1/2023) bertambah 404 kasus baru, dengan pasien sembuh lebih dari setengahnya. Para periode yang sama, empat kematian baru COVID-19 dilaporkan. Total kasus aktif atau pasien yang membutuhkan perawatan baik isolasi mandiri maupun di rumah sakit masih melampaui dua ribu orang.

Kementerian Kesehatan RI beberapa waktu lalu mengonfirmasi temuan kasus COVID-19 varian JN.1, sublineage dari Omicron BA.2.86 ini diyakini sudah mulai dominan di sejumlah wilayah di Indonesia. Laporan ini tidak jauh berbeda dengan banyak negara lain yang kembali mencatat lonjakan kasus COVID-19 imbas varian JN.1.

Ahli epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia meminta masyarakat mewaspadai gejala COVID-19 hidung berair. Seperti yang terjadi di Eropa, keluhan ini banyak ditemukan saat varian JN.1 dominan.

Tidak seperti varian terdahulu, jarang sekali pasien kasus COVID-19 yang saat ini mengeluhkan demam atau anosmia alias kehilangan kemampuan sementara untuk mencium dan merasa.

Gejala COVID-19 varian JN.1

Berdasarkan data dari kasus-kasus terkini pasien COVID-19 terinfeksi JN.1 di Eropa, khususnya Inggris, berikut ini adalah gejala-gejala yang dominan:

  • Hidung berair atau beringus
  • Batuk dengan jangka waktu yang relatif lama
  • Nyeri kepala
  • Kelelahan
  • Nyeri menelan
  • Sulit tidur
  • Demam dan anosmia jarang terjadi

Dicky mengatakan, demam saat ini sangat jarang dirasakan sebagian besar pasien, apalagi hilang penciuman itu sudah sangat jarang, di bawah 3 persen.

Evolusi COVID-19

Dicky menyinggung bahwa gejala COVID-19 yang lebih ringan ini menjadi pertanda evolusi virus SARS-CoV-2.

“Ini menandakan bahwa evolusi infeksi COVID-19 ini memang sudah mengarah ke menengah-ringan untuk stadium akutnya,” kata Dicky.

Long COVID

Meskipun gejala COVID-19 varian JN.1 lebih ringan, Dicky mengingatkan bahwa long COVID, efek jangka panjang pasca sembuh dari SARS-CoV-2, masih perlu menjadi kewaspadaan bersama.

“Namun, di sisi lain dalam konteks long COVID ini semakin menguat pada orang yang memiliki masalah imunitas,” beber dia.

Tips mencegah COVID-19

Untuk mencegah penularan COVID-19, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dilakukan:

  • Vaksinasi COVID-19 lengkap dan booster
  • Memakai masker dengan benar
  • Menjaga jarak fisik
  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
  • Menghindari kerumunan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *