IDENTIK.NEWS – Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) RI 2024 yang difasilitasi langsung oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI semalam, berlangsung panas. Pasalnya, masing-masing Cawapres saling lempar gagasan hingga pertanyaan dan tanggapannya.
Gagasan hingga pertanyaan tersebut, diketahui telah diatur berdasarkan topik yang telah diatur oleh KPU.
Dari debat Cawapres tersebut, dua calon dari nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka panas saling lempar pertanyaan hingga gagasannya.
Bermula dari pertanyaan Cak Imin ke Gibran, terkait berhasilnya menjadi Walikota Solo, sehingga berbagai proyek besar telah berhasil di Bangun di Solo.
“Ini menjadi prestasi, tapi kita ingin prestasi ini ditularkan ke daerah yang lain. Saya ingin pak Gibran menyampaikan trik and tips agar Bupati, Walikota dan Pemerintah Daerah yang lain bisa belajar, bagaimana proyek-proyek besar yang ada, dimasukkan ke Kota Solo, bagaimana caranya ini,” tanya Cak Imin.
Hal itu kemudian di jawab oleh Gibran Rakabuming. Dia menjelaskan, saat ini Indonesia telah memulai pemerataan pembangunan.
“Jadi, yang di bangun bukan hanya Solo saja. 53 persen investasi kita sudah ada di luar pulau Jawa, kalau kita mau fair yah Gus, jumlah proyek, jumlah anggaran yang digelontorkan ke Solo, sebelum saya menjabat (Walikota), itu jauh lebih besar,” ujarnya.
Gibran menyinggung mengetahui arah pertanyaan Cak Imin. Namun begitu, ia menegaskan sesuatu yang telah di bangun, harus dilihat manfaatnya ke masyarakat.
“Yang jelas, apa yang sudah dibangun, yang dilihat bukan hanya bangunan fisiknya saja, tapi kita lihat impact-nya ke masyarakat. Bangun masjid menggunakan CSR dari Abu Dhabi, impact-nya apa ? UMKM kita melesat, wisatawan kita meningkat, kemarin waktu Idul Fitri, kunjungan wisatawan kita meningkat melebihi Jogjakarta, itu impact-nya,” urainya.
“Lalu, kita punya kebun binatang Solo Safari, punya Masjid, tidak pakai APBN. Yang kita liat itu impact-nya ke warga, UMKM meningkat, kesejahteraan meningkat, lapangan pekerjaan terbuka, itu yang dilihat. Jadi bukan, ohh ini di anak emaskan.. Tidak seperti itu, pemerataan pembangunan itu sudah terjadi dimana-mana, bukan hanya di Solo dan itu fakta loh,” tegas Gibran.
Cak Imin kemudian menampiknya dengan mempertanyakan kembali tentang trik and tips pembangunan di Solo.
“Pak Gibran belum jawab pertanyaan saya, kita minta tipsnya apa, sehingga pendanaan APBN itu bisa adil dan merata (disetiap daerah),” tanya Cak Imin lagi.
Gibran pun mengatakan, sebelum ada proyek dari pusat masuk, pihaknya Walikota, harus menyediakan Readiness criteria.
“Kalau gak ada itu, gak mungkin proyek masuk. Kita juga harus menyediakan hal-hal yang non teknis. Kita juga harus berkolaborasi, tidak semuanya menggunakan APBN. Ada yang pake APBN Plus APBD Plus, saya sering dibantu pak Ganjar, Gubernur saya. Nah ini kolaborasi, tidak semuanya dari APBN, ada CSR juga ada BUMN juga,” terangnya.
Sesi lain, Cawapres pasangan Prabowo Subianto itu kemudian memberikan pertanyaan kepada Cak Imin. Gibran menanyakan langkah Cak Imin terkait ekonomi syariah dengan istilah peringkat SGIE atau State of the Global Islamic Economy. Adapun SGIE ini bisa menjadi referensi bagi pengembangan ekonomi syariah global.
Atas pertanyaan dengan istilah SGIE tersebut, Cak Imin mengaku tidak pernah mendengarnya.
“Saya gak paham SGIE apa? Saya tidak pernah mendengar istilah ini,” kata Cak Imin kepada Gibran.
Gibran kemudian menjawab bahwa dari segi SGIE, Indonesia menempati peringkat 10 besar dalam hal makanan halal, skincare, dan fashion halal. Ia pun menanyakan lagi langkah Cak Imin bersama Anies Baswedan dalam memperkuat posisi ini.
“Nah itu yang saya maksud gus (Cak Imin). Mohon maaf kalo pertanyaannya agak sulit ya gus,” pungkas Gibran.
Diketahui, saling lempar pertanyaan dan gagasan tersebut juga melibatkan Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.
Respon (2)